Dari Abu Musa r.a., katanya: Nabi s.a.w. mendengar seorang laki-laki memuji laki-laki lain dan berlebihan dalam pujiannya. Beliau bersabda: "Kamu membinasakannya atau memotong punggung orang itu."

Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami Waki'; mewartakan kepada kami 'Abbad bin Rasyid, dari Al-Hasan; mewartakan kepada kami Ahmar sahabat Rasulullah Saw., dia berkata: "Sungguh kami mengucapkan "Semoga Allah merahmatimu" kepada Rasulullah Saw. atas (rasa capek yang beliau dapati) kerana menjauhkan kedua tangannya dari dua punggungnya, apabila beliau bersujud."

Berita dari Abdurrahman bin Abza mengatakan: Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab, dia berkata: "Saya junub, sedang air tidak ada." Lalu Ammar bin Yasir berkata kepada Umar bin Khathab, "Tidak ingatkah anda, ketika saya dan anda dalam suatu , perjalanan. Anda tidak solat (kerana tidak ada air untuk wuduk) sedang saya berguling-guling di tanah, sesudah itu saya solat. Kemudian ku ceritakan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu beliau bersabda: "Cukuplah begini saja - Nabi memukulkan kedua tapak tangannya ke tanah lalu dihembusnya keduanya, kemudian disapukannya keduanya ke muka dan kedua punggung tangannya."

Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Amm- mewartakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah, dari Az-Zuhriy, dari Anas bin Malik: bahawasanya Nabi SAW. jatuh dari -punggung- kuda, maka belahan badan beliau yang sebelah kanan terkelupas kulitnya. Kemudian kami berkunjung menjenguk beliau. Waktu solat sudah tiba. Maka beliau mengimami kami solat dengan duduk, sedangkan kami mengerjakan solat dibelakangnya dengan cara duduk pula. Ketika beliau merampungkan solat, bersabda: "Hanyasanya imam itu dijadikan agar diikuti. Bila dia bertakbir, maka bertakbirlah kamu sekalian. Bila dia ruku', maka ruku'lah kamu sekalian. Bila imam mengucapkan: Sami'allahu Liman Hamidah, maka ucapkanlah kamu sekalian : Rabbana Wa Lakal-Hamd. Bila dia sujud, maka sujudlah kamu sekalian. Bila dia mengerjakan solat dengan cara duduk, maka solatlah kamu sekalian dengan cara duduk pula.

Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Orang banyak menganggap mengerjakan 'umrah dalam bulan-bulan musim haji, merupakan suatu kesalahan besar di permukaan bumi dan dijadikannya bulan Safar sebagai bulan haram. Kata mereka, "Apabila telah sihat punggung (unta), telah hilang bekas (ia dikenderai) dan telah habis bulan Safar boleh 'umrah bagi siapa yang hendak 'umrah. Pada tanggal empat (Dzul Hiijah) Nabi saw. datang dengan para sahabatnya dalam keadaan ihram untuk haji lalu beliau perintahkan supaya dijadikan 'umrah. Mereka merasa keberatan lalu kata mereka, "Halal manakah?" Sabda beliau, "Halal semuanya."

Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Abdul-Malik AlHimshiy, mewartakan kepada kami Muhammad bin Harb, mewartakan kepadaku ibuku, dari ibunya-yakni: nenekku", bahawasanya dia mendengar Al-Miqdam bin Ma'dikariba mengatakan: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Anak Adam tidak mengisi bejana yang lebih buruk daripada (dibanding mengisi) perutnya. Telah mencukupi Anak Adam beberapa suapan kecil yang dapat menegakkan tulang punggungnya. maka bila nafsu-keinginannya-memaksa anak Adam, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk ruang bernafas".

Mewartakan kepada kami Al-'Abbas bin 'Abdul-'Azhim AlAnbariy dan Abu Hafsh, 'Amr bin 'Ali Al-Fallas dan Mujahid bin Musa. Mereka berkata: "Mewartakan kepada kami 'Abdurrahman bin Mahdiy; mewartakan kepada kami Yahya bin Al-Walid; mengkhabarkan kepadaku Muhill bin Khalifah; mewartakan kepadaku Abus-Samh, dia berkata: Aku pernah melayani Nabi Saw. Maka apabila beliau hendak mandi, memerintah: "Berpalinglah dariku". Lantas akupun memalingkan punggungku daripadanya, dan membentangkan pakaian/kain, kemudian aku menutupi beliau dengan pakaian itu."

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami Isma'il bin Ulayyah, dari 'Abdur-Rahman bin Ishaq, dari Az-Zuhriy, dari 'Urwah, dari 'Aisyah, dia berkata: "Adalah Nabi SAW. bila mengerjakan solat "sunnat- dua rakaat Fajar, beliau tidur miring pada punggungnya sebelah kanan."

Mewartakan kepada kami Muhammad bin 'Abdul-Malik bin Abusy-Syawarib, mewartakan kepada kami 'Abdul-'Aziz bin AlMukhtar, mewartakan kepada kami Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Kuda, dengan ubun-ubunnya adalah kebajikan. (Atau beliau mengatakan): "Di dalam ubun-ubun kuda, terikatlah suatu kebajikan. (Suhail berkata: Saya ragu-ragu, tentang: Kebajikan)sampai pada hari kiamat. Kuda itu ada tiga: 1. Kuda menjadi pahala bagi seseorang, 2. Kuda menjadi pelapis seseorang, dan 3. Kuda menjadikan dosa seseorang. Adapun kuda yang menjadi pahala seseorang, adalah -kalau- seorang lelaki menjadikannya untuk berperang di jalan Allah selalu menyediakannya. Maka, tidak ada sesuatu yang dilenyapkan di dalam perutnya, kecuali ditulis pahala bagi orang itu. Kalau sekiranya orang itu menggembalanya di padang rumput, kuda tidak makan sesuatu, kecuali ditulis pahalanya lantaran kuda itu sendiri. Dan kalau orang itu meminuminya dari sungai yang mengalir -airnya-, maka ada pahala baginya untuk setiap air yang menetes yang raib di dalam perutnya. (sehingga beliau saw. menuturkan pahala yang ada pada air seninya dan kotorannya). Kalau sekiranya kuda itu berlari dengan satu loncat atau dua loncatan, maka ditulis pahala baginya untuk setiap langkahnya. Adapun kuda yang menjadi pelapis seseorang, adalah kalau seseorang lelaki menjadikannya sebagai kemuliaan dan keindahan, dia tidak melupakan hak-hak yang ada di punggung dan di dalam perut kuda, baik dalam hal kesukarannya maupun kemudahannya. Sedangkan kuda yang menjadikan dosa seseorang, adalah kalau seseorang menjadikannya sebagai kepongahan, kesombongan, kecongkaan dan pamer kepada manusia. Maka yang demikian itu adalah yang membuat dosa kepadanya".

Dari Abu Musa r.a, katanya Nabi saw. mendengar seorang laki-laki memuji seorang lain dalam bentuk yang berlebihan, lalu beliau berkata: "Kamu telah mencelakakan orang itu!" Atau: "Kamu telah memotong punggung orang itu.".